Untuk mewujudkan sebuah karya tulis yang laik diterbitkan dan dikonsumsi
oleh pembaca sebuah media, tentu dibutuhkan suatu proses yang gampang-gampang
susah. Gampang, karena semuanya sudah tersedia dalam sumber daya yang kita
miliki. Namun, sulitnya adalah bagaimana menambang sumber daya tersebut supaya
keluar dan kemudian kita olah sesuai yang kita kehendaki.
Proses Kratif
Pertama kali, barangkali kita perlu menjawab dulu pertanyaan ini. Apakah proses
kreatif itu? Secara garis besar proses kreatif adalah suatu proses bagaimana
sebuah gagasan yang bersumber dari seorang penulis dapat tercipta menjadi suatu
karya tulis. Misalkan bagaimana memunculkan gagasan yang menjadi inspirasi sebuah
tulisan. Lalu berlanjut pada bagaimana inspirasi tersebut mengendap dalam
pikiran seorang penulis, kemudian dituangkan menjadi sebuah tulisan. Sehingga pada
akhirnya tulisan tersebut menjadi sebuah karya tulis yang ideal.
Menurut Jakob Sunarjo dalam Catatan kecil menulis cerpen (1997)
menulis merupakan suatu proses melahirkan tulisan yang berisi gagasan-gagasan. Ada
yang melakukanya secara spontan, juga ada yang secara bertahap. Semuanya tergantung
pada setiap individunya. Sebuah tulisan artikel, bisa ditulis dalam waktu satu
jam atau setengah jam saja, namun bisa juga ditempuh dalam berhari-hari. Itu semua
tak luput dari sebuah proses kreatif.
Tahapan Kreatif
Proses menulis kreatif menurut William Miller seperti yang dikutip jakob Sunarjo,
mempunyai beberapa tahap. Sedangkan yang paling mendasar adalah lima tahap
berikut ini:
Yang pertama adalah tahap persiapan. Dalam tahap ini penulis sudah harus mempunyai
gambaran-gambaran tentang apa yang akan ia tulis. Adapun pola format tulisannya
bisa dipikirkan nanti. Hal itu tentu berhubungan dengan bentuk yang memenuhi
sarat teknis penulisan, baik dalam bentuk artikel, esai, atau lainya. Sehingga penulis
bisa langsung memulainya.
Kedua, tahap Inkubasi. Dalam tahapan ini ide-ide penulis yang telah muncul disimpan
dan dipikirkan hingga benar-benar matang. Bila telah sampai pada tahap ini, biasanya
seorang penulis akan selalu memikirkan ide-idenya dimanapun dia berada baik ketika
mandi, makan atau ketika sedang melakukan pekerjaan lainnya. Dan tak jarang akan
memunculkan ide-ide lain, yang memperkaya ide semula, atau menambah kedalaman
ide tersebut.
Dalam masa permenungan itu, seorang penulis
biasanya akan menempuh waktu yang tidak sebentar. Adakalanya berhari-hari,
bahkan berbulan-bulan. Seorang penulis
independen yang mandiri biasanya tidak akan pernah mau terikat pada deadline.
Karena hal tersebut jelas berpengaruh pada kematangan ide tulisannya. Hal
tersebutlah yang dianjurkan. Hendaknya
penulis membiarkan saja idenya berkembang secara wajar, hingga penulis
benar-benar sreg menuangkan tulisannya.
Ketiga, adalah tahap Inspirasi. Pada tahap inilah ide-ide tersebut
sudah mulai mengepakkan sayapnya, ingin terbang keluar dan segera dilahirkan.
Pada saat inilah semua ide akan menemukan jati dirinya dalam bentuk tulisan
yang ideal dan siap untuk dituangakan dalam secarik kertas. Seorang penulis
profesional tidak akan membiarkan lewat begitu saja masa-masa ini. Mereka tidak
akan membiarkan ide yang telah ada itu mati sebelum lahir. Namun, tahap ini
adalah termasuk tahap yang membingungkan dan menggelisahkan.
Keempat, tahap penulisan. Kalau tahap inspirasi sudah muncul maka segeralah
menuju mesin tulis atau komputer atau raihlah bolpoin dan segeralah menulisnya
dalam secarik kertas. Dalam tahapan ini seorang penulis akan mengeluarkan semua
ide-ide yang telah ada selama tahap inspirasi, tanpa terkecuali ide itu baik
atau buruk. Jadi biarkan dirimu
memuntahkan semua ide-ide menulis tanpa ada sisa dalam suatu bentuk tulisan
yang sudah direncanakan. Seorang penulis profesional tidak akan membiarkan pikirannya menjadi kontrol atas
apa yang ia tulis. Bahkan ia tidak akan memikirkan mutu tulisannya. Ia akan membiarkan
dirinya seperti kesetanan menulis. Tahap ini adalah tahap terpenting dalam
menghasilkan suatu karya tulis. Karena akan menghasilkan suatu draft tulisan.
Kelima, yaitu tahap Revisi. Ini adalah tahap terakhir dalam satu penulisan.
Setelah ide-ide tersebut telah berwujud tulisan nyata, maka seorang penulis
akan beristirahat untuk menghilangkan stress dan melemaaskan otot tubuhnya. Bahkan
kalau perlu ia akan melakukan rekreasi. Ia akan membiarkan tulisannya tersimpan
di laci untuk sementara waktu. Setelah ada waktu lenggang baru kemudian ia
memeriksa dan menilai tulisannya, berdasarkan pengetahuan dan apresiasinya. Kalau
perlu ia akan membuang yang tidak perlu dan menambahkan yang perlu di tambahkan.
memindahkan bagian atas kebawah atau sebalikannya, memotong, menambal dan jahit
kembali berdasarkan rasio, nalar dan pola sesuai dengan bentuk yang
diapresiasikan dengan baik dan benar. Dalam tahap inilan disiplin seorang
penulis itu di uji. Setelah tulisan dingap sempurna dan mantap maka seorang
penulis akan meminta orang lain yang dianggap lebih senior untuk memberi
pendapat, serta kritik dan sarannya. Setelah tulisan dianggap baik dan benar
baru kemudian ia mengirimkannya ke penerbit atau media massa. Selanjutnya terserah
redaktur. Selamat mencoba.
Alhamdulillah sangat bermanfaat sekali, salam kenal Yai
BalasHapus