Secara umum ilmu yang ada di dunia ini hanya terbagi menjadi dua 1. Ilmu Qodim yaitu ilmu Allah swt dan 2. Ilmu Hadits yaitu ilmu yang dimiliki oleh makhluq dan ilmu inilah yang menjadi bahasan dalam bidang ilmu logika. Devinisi ilmu secara global menurut ahli logika adalah mengatahui sesuatu yang belum pernah diketahui secara yakin atau hanya prasangkah baik sesuai kenyataan atau tidak.
Seperti contoh seseorang melihat bayangan dari jarak jauh dan dia meyakini bahwa itu adalah manusia, jika dia yakin betul dan kenyataannya adalah manusia, maka ilmu (pengetahuan) seperti ini dinamakan ilmu yang benar dan pasti. Tapi, jika dia hanya menduga bayangan itu adalah manusia dan kenyataannya memang manusia, maka pengetahuan seperti ini dinamakan (dhonn) praduga yang sesuai dengan kenyataan. Apabila sesuatu yang dilihat, diketahui, diyakini atau diduga oleh orang tersebut tidak sesuai dengan kenyataan, maka pengetahuan seperti ini dinamakan dengan ilmu atau praduga yang salah.
Dengan demikian kesimpulan yang dapat diambil adalah Ilmu (pengetahuan) tidak terdapat perbedaan dalam jenisnya, tapi hanya berbeda dalam tingkat pengetahuannya, dangkal atau luasnya pengetahuan tersebut.
Devinisi Tashowwur (Konsepsi) dan Tashdeq (Persepsi)
Dilihat dari kacamata ilmu logika, ilmu hanya terbagi menjadi dua :
1. Tashowwur (Konsepsi) yaitu memahami atau mengetahui kenyataan arti yang dimiliki oleh lafadh mufrod (tunggal) seperti memahami arti yang dimiliki oleh kata Zaid, Rumah, burung dll.
2. Tashdeq (Persepsi) yaitu memahami atau mengetahui kenyataan jatuhnya nisbat pada lafadh mufrod tersebut, yaitu ada dan tidaknya kenyataan tersebut.
Semua penjelasana ini sudah diuraikan oleh Syekh Abdur Rahman Al Ahdlor dalam nadhom Sullamul Munawwor, sebagaimana berikut :
اِدْرَاكُ مُفْرَادِ تَصَوُّرٍ عُلِمْ # وَدَرْكُ نِسْبَةٍ بِتَصْدِيْقٍ وُسِمْ
وَقَدَّمِ اْلاَوَّلَ عِنْدَ الْوَضْعِ # لِاَنَّـهُ مُقَدَّمٌ بِالطَّبْعِ
· Memaham satu lafadh itu dinamakan Tashowwur, sedang memahami satu nisbat (hubungan satu perkara dengan perkara lain) itu dinamakan Tashdiq
· Dahulukanlah bagian yang pertama dalam menyusun kalam karena menurut asal peletakannya memang demikian.
Dari sekian hal, untuk memahami sebuah Tashdeq (persepsi) sebelumnya kita harus bisa memahami dulu Tashowwurnya (konsepsi) atau penggambaran terhadap obyek terlebih dahulu, karena kebenaran yang ada dalam tashdeq itu dipengaruin oleh kebenaran yang ada pada tashowwurnya, dengan artian kalau kita sudah memahami Tashowwur dengan benar, maka tasdeq bisa dipastikan benar atau mendekati benar.
Seperti contoh Zaid Berdiri, dalam contoh ini kita harus mengkonsep dulu pemahaman terhadap dzat Zaid itu sendiri, kemudian dzatnya Berdiri, yang selanjutnya harus ada pemahaman terhadap nisbat (hubungan) antara Zaid dan berdiri yang kemudian akan mengeluarkan Tasdeq yaitu terjadi hokum berdiri dalam diri Zaid.
Kesimpulannya, dalam setiap susunan seperti Zaid Berdiri harus terdapat empat Tashowwur (Konsepsi) yaitu :
1. Pemahaman terhadap Maudlu’ (Subyek) dalam contoh di atas adalah Zaid
2. Pemahaman terhadap Mahmul (Prediket) dalam contoh di atas adalah Berdiri
3. Pemahaman terhadap Nisbat (Kopula) hubungan antara mahmul (Prediket) yang dijatuhkan kepada Maudlu’ (Subyek)
4. Pemahaman tentang kenyataan jatuhnya mahmul terhadap Maudlu’
Pembagian Tashowwur Dan Tasdeq
Selanjutnya, Syekh Abdur Rahman Al Ahdlor menjelaskan macam ilmu yang terbagi lagi menjadi ilmu nadhori (spekulatif) yaitu ilmu yang membutuhkan angan-angan, pemikiran dan analisa yang rumit dan ilmu dhoruri (Apriori):yaitu ilmu yang tidak membutuhkan angan-angan, pemikiran dan analisa yang rumit
وَالنَّظْرُ مَا احْتَاجَ لِلتَّـأَمُّلِ # وَعَكْسُهٌ هُوَ ضَرُوْرِيٌ جَلِيْ
· Ilmu itu adakalanya 1) Ilmu Nadhori yaitu ilmu yang perlu untuk difikir. 2) ilmu Dhoruri yaitu kebalikan dari ilmu Nadhori (ilmu yang tidak perlu difikir).
Ilmu baik berupa Tashowwur atau Tashdeq itu terbagi menjadi dua : 1. Nadhori (Spekulatif) 2. Dhoruri (Apriori) dengan penjelasan :
Pembagian Tashowwur :
1. Tashowwur Nadhori (konsepsi spekulatif) yaitu gambaran pemikiran tentang kenyataan sesuatu setelah melewati pemikiran dan analisa yang panjang dan mendetail seperti satu adalah separuh dari seperenamnya dua belas setelah melakukan penghitungan yang lama
2. Tashowwur Dhoruri (konsepsi apriori) yaitu gambaran pemikiran tentang kenyataan sesuatu tanpa melewati pemikiran dan analisa seperti satu adalah separuhnya dua.
Pembaggian Tasdeq
1. Tasdeq Nadhori (persepsi spekulatif) yaitu pemahaman terhadap kenyataan jatuhnya Nisbat dengan adanya analisa yang panjang dan mendetail, seperti pemahanan bahawa bumi adalah perkara yang baru, setelah adanya penelitian dan analisa yang panjang dan medetail
2. Tasdeq Dhoruri (persepsi apriori) yaitu pemahaman terhadap kenyataan jatuhnya nisbat tanpa adanya analisa. Seperti pemahamansatu adalah seperuh dari dua atau tidak mungkinnya satu barang berada di dua tempat terpisah secara bersamaan.
Qoul Syarekh (Devinisi ) dan Hujjah (Silogisme)
Secara global, setiap ilmu itu sudah pasti mempunyai pokok bahasan dan tujuan. Adapun pokok bahasan dari Tashowwur adalah Kulliyah Lima (klasifikasi) sedang tujuannya adalah Qoul Syarekh (devinisi). Sedangkan pokok bahasan dari Tasdeq adalah Qodliyah (proposisi) dan hokum-hukumnya serta tujuannya adalah Qiyas (Silogismei) dan bagian-bagiannya.
Adapun devinisi keduanya adalah :
1. Qoul Syarekh (devinisi) adalah lafadh atau perkataan yang memberikan kefahaman tentang makna lafadh mufrod (tashowwur/konsepsi) contoh ada orang disuruh untuk mengambilkan garam, tapi dia tidak tahu bagaimana bentuk garam itu, kemudian bertanya “Garam itu apa?” Penyuruh menjelaskan “Garam adalah butiran putih yang rasanya asin”
2. Hujjah (silogisme) atau yang sering disebut dengan Qiyas adalah lafash yang memberikan kefahaman terhadap Tasdeq (persepsi). Contoh jagad raya ini berubah-rubah dan setiap yang berubah adalah baru. Ungakapan semacam ini memberikan kesimpulan bahwa jagad raya ini adalah baru
Semua ini sesuai dengan apa yang diutarakan oleh penyusun Sullamul Munawwroq yang berbunyi :
وَمَا بِهِ اِلَى تَصَوُّرٍ وُصِلْ # يُدْعَى بِقَوْلِ شَارحٍِ فَلْنَبْتَهِلْ
وَمَا لِتَصْدِيْقٍ بِهِ تُوُصِّلاَ # بِحُجَّةٍ يُعْرَفُ عِنْدَ الْعُقَلاَ
· Suatu perkara yang bisa dijadikan sarana untuk memahami Tashowwur itu dinamakan Qoul Syarekh.
· Suatu perkarang yang bisa dijadikan sarana untuk memaham Tashdeq itu dinamakan Hujjah.
Dengan demikian yang dapat kita simpulkan adalah ilmu baru itu terbagi menjadi empat bagian yaitu
1. Tashowwur Dloruri
2. Tashowwur Nadhori
3. Tasdeq Dloruri
4. dan Tasdeq Nadhori
yang semua itu selalu berhubungan dengan Qoul Syarekh dan Hujjah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar