Selasa, 11 Desember 2012

Kata dan Arti


Sering kali kita mendengar sepatah kata yang menurut pemahaman kita tidak seperti yang dikehendaki oleh si pengucap kata tersebut, hal ini lebih karena dalam kata-kata itu memiliki hubungan dengan arti-arti tertentu, dengan demikian kita tidak bisa langsung memvonis kata ini adalah artinya itu, tapi kita harus melihat-lihatnya terlebih dahulu, apakah arti yang kita pahami sama dengan yang dikehendaki oleh pembicara. Keterangan ini hanya terkhusus untuk kata yang kulli (Universal)


Pembagian Kata Menurut Arti
Setiap kata yang universal dalam kajian manteq ketika dilihat dari segi arti terbagi menjadi lima bagian, dimana bagian-bagian tersebut memiliki pengertian sendiri-sendiri. Kelima bagian tersebut adalah :
  1. Tawathu’ (Univocal) yaitu setiap kata yang dalam setiap individunya sama tanpa adanya perbedaan, seperti contoh kata Manusia, kata ini bisa memasukkan manusia yang bernama Zaid, Amar atau siapa saja, yang penting dari sudut pandang kemanusiaannya tidak terdapat perbedaan yaitu masih memiliki unsur Animalitas (Hayawaniyah) dan Rasionalitas (Nathiqiyah)
  2. Tasyakkuk (Ekuivocal) yaitu setiap kata yang mempunyai banyak arti tapi dalam setiap individunya memiliki perbedaan, baik perbedaan itu kuat ataupun lemah, seperti kata Putih, putih bisa saja bertempat pada kertas, pakaian ataupun yang lainnya, tapi dalam setiap individu yang terdapat perbedaan putih yang mencolok dan tidak, seperti halnya kata Cahaya, cahaya yang ada pada matahari, bulan, lampu ataupun api tidaklah sama kuatnya.
  3. Takholuf (Disparitas) yaitu setiap kata yang artinya tidak sama dengan kata lain dengan artian dua kata yang sama-sama berbeda dalam artinya, seperti kata manusia dan kuda, dua kata ini mempunyai arti tersendiri.
  4. Musytarok (Hononim) yaitu satu kata yang mempunyai beberapa arti yang berbeda, seperti kata الْعَيْنُ, kata ini bisa mempunyai arti mata, sumber air atau bentuk benda.
  5. Mutarodif (Sinonim) yaitu dua kata yang berbeda tapi arti yang dimilikinya sama, seperti kata murid dan siswa, dua kata ini berbeda tapi artinya sama yaitu anak-anak yang mencari ilmu.
Penjelasan ini berdasarkan dua nadlom Sullam yang berbunyi :


وَنِسْبَةُ اْلاَلْفَاظِ لِلْمَعَانِيْ # خَمْسَةُ اَقْسَاٍم بِلاَنُقْصَانِ
تَوَاطُؤٌ تَشَاكُكٌ تَخَالُفُ # وَاْلاِشْتِرَاكُ عَكْسُهُ التَّرَادُفُ

·         Hubungannya lafadh dengan makna itu terbagi menjadi lima.
·        Adakalanya berupa 1. Mutawati’ 2. Musyakkik 3. Mutakholif 4. Musytarok 5. Mutarodif.

Pembagian Kata Murokkab

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Al Akhdlori dalam dua nadlom di bawah ini :

وَاللَّفْظُ اِمَّا طَلَبٌ اَوْ خَبَرُ # وَاَوَّلٌ ثَلاَثَةٌ سَتُذْكَرُ
اَمْرٌ مَعَ اسْتِعَلاَ وَعَكْسُهُ دُعَا # وَفِيْ التَّسَاوِيْ فَالْتِمَاسٌ وَقَعَا
·         Kalam itu adakalanya dinamakan kalam Tholab dan adakalanya dinamakan kalam Khobar, bagian yang pertama itu terbagi menjadi tiga.
·         1. Amar bila datangnya dari orang yang lebih tinggi pangkatnya. 2. Do’a kebalikan dari Amar (datang dari orang yang lebih rendah pangkatnya) 3. Iltimas bila datangnya dari sesama.

Kata yang murokkab atau yang lebih dikenal dalam bahasa mudanya adalah kalimat yang tersusun secara sempurna, dilihat dari dari segi kandungan artinya itu terbagi dua, yaitu :
1.    Tholab (permintaan), kalimat yang menunjukkan arti tholab terbagi lagi menjadi tiga, yaitu :
a.    Amar (Perintah) yaitu setiap kalimat yang menunjukkan arti permintaan serta keluar dari orang yang tinggi derajatnya dari orang yang diminta, seperti perintah daroi seorang guru untuk muridnya.
b.    Doa (Permohonan) yaitu setiap kalimat yang menunjukkan arti permintaan serta keluar dari orang yang lebih rendah derajatnya dari orang yang diminta, seperti permintaan seorang hamba kepada tuannya atau permintaan seorang makhluq kepada Tuhannya.
c.    Iltimas (Harapan) yaitu setiap kalimat yang menunjukkan arti permintaan serta keluar dari orang yang sederajat, seperti permintaan teman ke temannya sendiri.
Kalimat Berita yaitu kalimat yang mengandung unsur benar dan salah. Kalimat berita atau yang lebih dikenal dengan Qodliyah atau Proposisi inilah yang akan menjadi topik utama dalam ilmu manteq atau logika. Oleh karena itu untuk lebih jelasnya insya Allah akan kami jelaskan dalam edisi-edisi berikutnya pada bab Qodliyah dan Hukumnya dengan pedoman pokok kitab Sullam Munawwroq dan sumber-sumber lainnya. 

1 komentar: