Sering kali
kita mendengar sepatah kata yang menurut pemahaman kita tidak seperti yang dikehendaki
oleh si pengucap kata tersebut, hal ini lebih karena dalam kata-kata itu
memiliki hubungan dengan arti-arti tertentu, dengan demikian kita tidak bisa
langsung memvonis kata ini adalah artinya itu, tapi kita harus melihat-lihatnya
terlebih dahulu, apakah arti yang kita pahami sama dengan yang dikehendaki oleh
pembicara. Keterangan ini hanya terkhusus untuk kata yang kulli (Universal)
Pembagian
Kata Menurut Arti
Setiap kata
yang universal dalam kajian manteq ketika dilihat dari segi arti terbagi
menjadi lima
bagian, dimana bagian-bagian tersebut memiliki pengertian sendiri-sendiri.
Kelima bagian tersebut adalah :
- Tawathu’
(Univocal) yaitu setiap kata
yang dalam setiap individunya sama tanpa adanya perbedaan, seperti contoh
kata Manusia, kata ini bisa memasukkan manusia yang bernama Zaid, Amar
atau siapa saja, yang penting dari sudut pandang kemanusiaannya tidak
terdapat perbedaan yaitu masih memiliki unsur Animalitas (Hayawaniyah) dan Rasionalitas (Nathiqiyah)
- Tasyakkuk
(Ekuivocal) yaitu setiap kata
yang mempunyai banyak arti tapi dalam setiap individunya memiliki
perbedaan, baik perbedaan itu kuat ataupun lemah, seperti kata Putih,
putih bisa saja bertempat pada kertas, pakaian ataupun yang lainnya, tapi
dalam setiap individu yang terdapat perbedaan putih yang mencolok dan
tidak, seperti halnya kata Cahaya, cahaya yang ada pada matahari, bulan,
lampu ataupun api tidaklah sama kuatnya.
- Takholuf
(Disparitas) yaitu setiap kata
yang artinya tidak sama dengan kata lain dengan artian dua kata yang
sama-sama berbeda dalam artinya, seperti kata manusia dan kuda, dua kata
ini mempunyai arti tersendiri.
- Musytarok
(Hononim) yaitu satu kata yang
mempunyai beberapa arti yang berbeda, seperti kata الْعَيْنُ, kata
ini bisa mempunyai arti mata, sumber air atau bentuk benda.
- Mutarodif (Sinonim) yaitu dua kata yang berbeda tapi arti yang
dimilikinya sama, seperti kata murid dan siswa, dua kata ini berbeda tapi
artinya sama yaitu anak-anak yang mencari ilmu.
Penjelasan ini berdasarkan dua
nadlom Sullam yang berbunyi :
وَنِسْبَةُ اْلاَلْفَاظِ لِلْمَعَانِيْ
# خَمْسَةُ اَقْسَاٍم بِلاَنُقْصَانِ
تَوَاطُؤٌ تَشَاكُكٌ تَخَالُفُ #
وَاْلاِشْتِرَاكُ عَكْسُهُ التَّرَادُفُ
·
Hubungannya lafadh dengan makna itu terbagi menjadi lima .
·
Adakalanya berupa 1. Mutawati’ 2. Musyakkik 3. Mutakholif
4. Musytarok 5. Mutarodif.
Pembagian
Kata Murokkab
Sebagaimana
yang dijelaskan oleh Imam Al Akhdlori dalam dua nadlom di bawah ini :
وَاللَّفْظُ اِمَّا طَلَبٌ اَوْ خَبَرُ
# وَاَوَّلٌ ثَلاَثَةٌ سَتُذْكَرُ
اَمْرٌ مَعَ اسْتِعَلاَ وَعَكْسُهُ
دُعَا # وَفِيْ التَّسَاوِيْ فَالْتِمَاسٌ وَقَعَا
·
Kalam itu adakalanya dinamakan kalam Tholab dan
adakalanya dinamakan kalam Khobar, bagian yang pertama itu terbagi menjadi
tiga.
·
1. Amar
bila datangnya dari orang yang lebih tinggi pangkatnya. 2. Do’a kebalikan dari
Amar (datang dari orang yang lebih rendah pangkatnya) 3. Iltimas bila datangnya dari
sesama.
Kata yang
murokkab atau yang lebih dikenal dalam bahasa mudanya adalah kalimat yang
tersusun secara sempurna, dilihat dari dari segi kandungan artinya itu terbagi
dua, yaitu :
1. Tholab
(permintaan), kalimat yang
menunjukkan arti tholab terbagi lagi menjadi tiga, yaitu :
a. Amar
(Perintah) yaitu setiap kalimat yang
menunjukkan arti permintaan serta keluar dari orang yang tinggi derajatnya dari
orang yang diminta, seperti perintah daroi seorang guru untuk muridnya.
b. Doa
(Permohonan) yaitu setiap kalimat
yang menunjukkan arti permintaan serta keluar dari orang yang lebih rendah
derajatnya dari orang yang diminta, seperti permintaan seorang hamba kepada
tuannya atau permintaan seorang makhluq kepada Tuhannya.
c. Iltimas
(Harapan) yaitu setiap kalimat yang
menunjukkan arti permintaan serta keluar dari orang yang sederajat, seperti
permintaan teman ke temannya sendiri.
Kalimat
Berita yaitu kalimat yang mengandung unsur benar dan salah. Kalimat berita atau
yang lebih dikenal dengan Qodliyah atau Proposisi inilah yang akan menjadi topik
utama dalam ilmu manteq atau logika. Oleh karena itu untuk lebih jelasnya insya
Allah akan kami jelaskan dalam edisi-edisi berikutnya pada bab Qodliyah dan
Hukumnya dengan pedoman pokok kitab Sullam Munawwroq dan sumber-sumber lainnya.
Sangat bermanfaat sekali,....
BalasHapus