Semenjak dulu kita selalu diajari dengan yang namanya ajaran tawakkal
sabar, bahkan di Alquran, ajaran ini selalu disebutkan berulang kali, tentunya
kalau kita berfikir sejenak, tentuny pasti banyak hikmah-hikmah dan keutamaan
yang terkandung dalam ajaran ini dan yang terpenting lagi adalah bagaimana
caranya kita bisa mengamalkan ajaran ini dengan baik dan sempurna? Sebagai
motivasi kita mengamalkan ajaran ini, marilah kita sebuah cerita yang
menunjukkan ketawakkalan dan kesabaran seorang hamba dengan apa yang telah
diputuskan oleh Tuhannya.
Diceritakan bersumber dari Malik bin Dinar Ra. beliau bercerita : Sewaktu aku
keluar untuk menunaikan ibada haji hingga akhirnya Aku tertawan di
tengah-tengah padang lembah. Pada waktu itu aku melihat seekor burung gagak terbang
sambil di mulutnya terdapat sepotong roti. Aku bergumam: Burung gagak ini
terbang dan di mulutnya terdapat sepotong roti, pastinya ini ada sesuatu. Aku
pun akhirnya berniat untuk mengikutinya, hingga pada akhirnya burung gagak
tersebut sampai di sebuah tempat dan turun ke dalam gua yang ada disana, aku pun
mendatangi gua tersebut, ternyata di dalamnya ada seorang lelaki yang kedua
tangan dan kakinya terbelenggu dalam keadaan terlentang, dan saat itu burung gagak
tersebut sedang menyuapi lelaki tersebut dengan roti yang dibawanya tadi sesuap
demi sesuap. Setelah selesai menyuapi laki-laki itu burung gagak pun pergi dan
tidak kembali lagi.
Malik bin Dinar melanjutkan : Aku bertanya pada lelaki tersebut : Dari mana
kamu? ia menjawab : Aku adalah sebagian dari rombongan musafir haji, tapi
di tengah perjalanan aku dihadang para perampok, mereka pun mengambil semua
harta milikku kemudian mengikatku dan membuangku ke tempat ini. Aku pun
bersabar menahan rasa lapar kurang lebih kira-kira selama lima hari. Kemudian
aku berdoa : Wahai Dzat yang telah berfirmnan dalam kitabnya. “Atau siapakah
yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa
kepada-Nya,” aku adalah orang yang sedang dalam kesulitan, maka belas
kasihanilah aku. Kemudian akhirnya Allah mengirimkan kepadaku burung gagak
ini yang selalu memberiku makan dan minum setiap hari.
Malik bin Dinar bercerita : Akhirnya aku pun melepaskan lelaki tersebut
dari belenggunya dan bersama-sama berjalan hingga akhirnya kami merasa haus. Kami
pun memandangi ke sekeliling lembah hingga
kami pun melihat sumur yang sedang dikelilingi sekawanan kijang rusa. Kami
berkata : Segala puji bagi Allah, dimana kami telah menemukan sumur. Kami
pun berjalan mendekatinya hingga kawana rusa itu pun berlarian. ketika kami sudah sampai di tepi
sumur airnya pun menyusut dalam, tapi kami pun tetap mengambil air dari sumur
tersebut dan meminumnya, kemudian aku berkata: Wahai tuhanku sesungguhnya
para kijang itu tidak pernah rukuk dan sujud pada-Mu, tapi engkau pun
memberikan minum di atas bumi, padahal kami sendiri berhaji menempuh perjalanan
ratusan dhiro’. Tiba-tiba terdengar suara gaib berkata: Wahai Malik, sesungguhnya
para kijang tersebut bertawakkal berserah diri kepadaku maka Aku pun memberkani
mereka minum, tapi kamu berserah diri pada tali dan timbamu.
Kalau kita bersama merenungi kisah di atas, tentunya
kita bisa mengetahui tentang keutamaan tawakkal dan sabar. Lihat saja kebesaran
rasa tawakkal dan sabar seorang laki-laki dengan terikat kedua tangan dan
kakinya, dia masih bisa hidup dengan roti yang disuapkan oleh burung gagak,
hingga akhirnya dia diselamatkan oleh Allah lewat tangan Malik bin Dinar ra.
Umpamakan saja lelaki tersebut tidak bertawakkal dan sabar, niscaya mungkin
saja dia sudah mati tanpa ada orang yang menemukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar