Rabu, 13 Juni 2012

Dilema Keaslihan Al Qur’an dan Bible


Dari sekian banyak kitab yang diturunkan oleh Allah Swt ke dunia ini, yang mana di zaman sekarang terdapat dua kitab suci yang dijadikan pegangan oleh dua agama yang patut kita tela’ah yaitu kitab Al Qur’an sebagai kitab pedoman kita umat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dan kitab Injil sebagai pedoman umat kresten yang diturunkan pada Nabi Isa as. Dan yang perlu kita kaji dalam dua kitab suci tersebut adalah keaslian dan bukti keotentikan serta pandangan cendekiawan atas keduanya.
Al Qur’an sebagai kitab suci dan mukjizat
Al Qur’an adalah nama bagi satu kitab yang diturunkan Allah Swt dimuka bumi ini kepada nabi Muhammad Saw. Kata Al Qur’an sendiri menurut arti lughot (bahasa) adalah diambil dari suatu kata kerja yang mempunyai arti membaca yaitu kata “QORO-A”, akan tetapi menurut sebagian pendapat kata-kata al Qur’an itu musytaq (dicetak) dari kata “QOR-U” yang mempunyai arti kumpul. Nama kitab suci umat Islam ini selain dinamakan Al Qur’an juga dinamakan Al Kitab yang musytaq dari kata “KATABA” yang berarti tulisan. Sedang arti al Qur’an secara lazim dalam agama adalah firman Allah yang diturunkan pada nabi Muhammad SAW yang tertulis dalam beberapa halaman sehingga menjadi sebuah buku yang besar dan tebal dari masa ke masa hingga sampai pada kita dengan berita yang tertunda-tunda (Khabar Mutawatir) yang tidak akan pernah tertolak kebenarannya.(Al Qur’an dari masa ke masa)  

Nabi Muhammad Saw pertama kali menerima al Qur’an ketika beliau berkholwat (menyepi) di gua Hiro’. Adapun turunnya al Qur’an pertama kali menurut ahli sejarah adalah pada tanggal 17 Ramadhan 41 tahun setelah kelahiran nabi bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 M. ketika nabi Muhammad Saw  berusia 40 tahuh 6 bulan 8 hari menurut hitungan tahun Qomariyan atau 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut hitungan tahun Syamsiyah tepatnya Surat al ‘Alaq ayat 1-5. Sedang penghabisan wahyu al Qur’an yang diturunkan adalah pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun ke-10 Hijrah yang bertepatan dengan tanggal 8 maret 632 M. yaitu surat al Maidah ayat 3. Jadi tenggang masa turunnya al Qur’an adalah 22 tahun 2 bulan 22 hari. Allah SWT menurunkan al Qur’an kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril dengan cara bertahap, selain mempunyai tujuan mempermudah dalam mengajarkannya pada sahabat dan agar ma’na al Qur’an menancap dalam sanubari Rasulullah Saw ada tujuan lain yang terpenting yaitu mengajarkan pada manusia bahwa segala sesuatu yang ada di muka bumi ini adanya itu selalu bertahap contoh kecil bahwa seseorang yang bersekolah ia  akan memulai dari tingkatan yang paling rendah kemudian bertahap sampai tingkatan yang paling tinggi.
Al Qur’an selain sebagai kitab suci yang menjadi pedoman umat Islam, juga menjadi mukjizat nabi Muhammad Saw paling agung yang terletak pada keindahan dan kehalusan bahasa yang dikandungnya sehingga orang kafir Quraisy yang kala itu masyhur dengan ilmu tata bahasa tidak mampu menandinginya.
 (Al Qur’an dari masa kemasa)

Keaslian al Qur’an masih terjamin
Adapun keaslian yang ada pada al Qur’an tetap terjamin disebabkan oleh penulisannya yang terus menerus mulai dari diturunkannya ayat yang pertama sampai yang terakhir sebagimana yang disabdakan oleh nabi Saw : Janganlah kalian menulis sesuatu dariku kecuali al Qur’an dan barang siapa yang menulis selain itu  hendaknya ia mengahapusnya. dan banyaknya orang Islam yang menghafal al Qur’an di luar kepala. Demikian ini berlandasan pada sebuah ayat yang berbunyi “Aku (Allah) yang menurunkan al Qur’an dan Aku (Allah) lah yang akan menjaganya”.(al Hijr ayat 9) dan ayat “Sesungguhnya al Qur’an itu kitab yang mulia selamanya tidak akan pernah dapat datang padanya yang salah, baik dari hadapannya atau belakangnya.Ia diturunkan dari yang maha bijaksana lagi maha dipuji’.(al Fushilat 42). Dalam beberapa pilkada di indonesia tidak sedikit para calon bupati atau wali kota yang menggunakan ayat-ayat al Qur’an sebagai bahan kampanye baik berupa buku saku atau selebaran yang sedikit banyak memuat ayat-ayat al Qur’an dan entah disengaja atau tidak pasti ada penambahan atau pengurangan sebagaimana yang terjadi dalam pilkada kabupaten Banyuwangi 2006, salah satu tim sukses para calon bupati tepatnya tim sukses Ratna Ani Lestari yang telah memperbanyak cetakan surat Yasin dan terjemahnya yang di dalamnya terdapat pengurangan beberapa ayat yang telah dihilangkan, tapi meskipun begitu Al Qur’an tidak dapat pernah terkotori ulah usil tangan-tangan manusia, sehingga dengan adanya berbagai protes yang dilayangkan baik berupa lisan atau tulisan peredaran Yasin dan terjemahannya ditarik lagi oleh tim sukses Ratna. Dari sekian banyak kitab yang dijadikan kitab suci yang dijadikan pedoman oleh sebuah agama, al Qur’an yang jumlahnya 30 juz 114 surat 6666 ayat itu mampu dihafal oleh orang Islam sebagai pemilik kitab suci yang mana hal itu tidak pernah dilakukan oleh para umat beragama selain umat islam. Bukan hanya kitab Al Qur’an yang dihafal orang orang Islam tetapi sebagian dari umat Islam sediri ada yang menghafal kitab Injil empat macam seperti Dr Zakir Naek.

Pengakuan kafir Quraisy tentang al Qur’an
Dalam sejarah Islam tercatat, dikala Nabi Muhammad Saw menyampaikan ayat-ayat al Qur’an dihadapan pemuka dan para jago kaum kafir Quraisy secara khusus dan bangsa arab secara umum, diantara mereka meskipun tidak langsung banyak yang mengakui kehalusan dan keindahan bahasa yang dikandung oleh Al Qur’an serta susunan ayat-ayat dan juga kehebatan arti dan isi yang terkandung dalam al Qur’an meskipun tidak beriman kepada Nabi Muhammad Saw, diantaranya adalah:
1. Walid bin Mughiroh seorang pemuka Quraisy yang tekemuka dan hartawan ketika dia mendengar Nabi Saw melantunkan al Qur’an dengan terus terang dia berkata: “Apa yang akan saya katakan ? demi Allah tidak ada diantara kami yang yang mengerti tentang syi’ir, baik rajaznya maupun qoshidahnya dan segala macam syi’ir yang halus dan indah dari pada saya. Demi Allah tidak akan serupa dan seimbang sedikitpun dengan yang dibaca Muhammad. Demi Allah, sunggu perkataan yang amat manis rasanya, sungguh susunan katanya sangat elok, sungguh diluarnya sangat berbuah, dan sungguh didalamnya sangat sedap, sungguh bahasanya tinggi, tidak ada yang lebih tinggi dari itu, dan sungguh ia adalah sangat memecahkan/mengalahkan segala yang di bawahnya”   
2. Utbah bin Rabiah seorang pemuda Quraisy yang gagah dan ahli berpidato, lancar berbicara dan cakab berbantah. Ketika sesudah dibacakan ayat-ayat suci oleh nabi saw seketika itu dia berkata “Cukuplah, cukuplah sekian Ya Muhammad, dan cukuplah sekian saja. Jangan engkau teruskan ! Aku minta hendaknya engkau menerangkan dan berbicara selain itu” Namun ketika Utbah kembali kerumahnya ia termenung dan mengandung perasaan susah sambil berkata-kata seorang diri: “Memang bukan main rasanya kata-kata yang diucapkan oleh Muhammad. Aku selama hidup belum pernah mendengar bacaan yang semacam itu. Memang sungguh sedap rasanya kata-kata yang diucapkan oleh Muhammad.”
Meskipun demikian diantara pemuka Quraisy banyak juga yang masuk Islam sebab lantaran mendengar lantunan ayat suci Al Qur’an seperti Sayidina Umar bin Al Khottab.             

Pandangan pakar cendekiawan Eropa tentang al Qur’an
Telah terdahulu bahwa al Qur’an adalah salah satu mukjizat yang agung dari sekian banyak mukjizat yang dimiliki oleh nabi Muhammad SAW. Dengan kehalusan dan keindahan bahasa yang dikandungnya al Qur’an, para cendekiawan, cerdik pandai dan ahli fikir Barat yang non muslim pun ikut berkomentar mengenai bahasa dan kandungan isi al Qur’an, diantaranya :
1 .Arthur N. Wolaston berkata : “Dimana-mana telah disepakati bahwa al Qur’an itu ditulis dengan rangkaian kalimat yang terbagus dan bersih.”      
2. Washington Irvink, seorang Profesor bangsa Amerika pernah berkata: “Al Qur’an itu di dalamnya mengandung peraturan-peraturan yang bersih dan bagus.”
3. Mr. Ridolf seorang jurnalis kebangsaan Inggris yang terkenal menyatakan : “ Di dalam al Qur’an banyak sekali segala sesuatu yang menyorongkan ke lingkaran hidup baru. Al Qur’an itu menerangkan apa yang benar dengan seterang-terangnya. Al Qur’an itulah yang mengikat dunia islam dengan amat kuat. Dunia islam sekarang ini sedang bernasib perpecahan dan percerian, dan al Qur’anlah yang akan mengikat kembali dengan eratnya.”
4. Prof. Vaswani berkata: Dengan wahyu TUHAN yang pemurah dan pengasih al Qur’an, agama Islam menjadi sumber kepandaian dan kemajuan bangsa-bangsa Afrika, Tiongkok, Asia tengah, Eropa, Persia dan India. Ketika Eropa masih berada dalam kegelapan, para Ulama’ Islam di Spanyol membawa suluh pengetahuan. Mereka mengajarkan ilmu kedokteren, ilmu alam, ilmu kepujanggaan dan ilmu pertukangan.
5. Gibbon, seorang ahli sejarah yang terkenal pernah mengungkapkan “Al Qur’an itu tidak memuat perkara agama saja,akan tetapi juga memuat hukum syareat,dan segala yang tertulis didalamnya adalah pangkal peradaban. Al Qur’an adalah satu kitab agama, kitab kemajuan, kenegaraan, persaudaraan, kemahkamahan, dan undang-undang ketentaraan dalam islam. Al Qur’an mengandung mulai dari ibadat sampai kepada pekerjaan sehari-hari, dari membicarakan soal kerohanian sampai membicarakan kejasmanian, dari membicarakan umat sehingga hak-hak anggotanya, daari membahas soal perangai sehingga soal hukum siksa, dari soal dunia ini sehingga membahas amal akhirat nanti, semuanya itu disebut di dalamnya.(Al Qur’an dari masake masa)
Dari kutipan diatas telah kita ketahui bahwa cendekiawan Eropa yang notabene non muslim mengakui kehebatan al Qur’an dari berbagai sisi dan dari sini kita akan mengetahui bahwa  al Qur’an bukanlah kitab sembarangan yang diturunkan ke bumi, ia bukan karangan nabi Muhammad SAW tapi murni firman Allah Yang tidak akan pernah kemasukan ulah usil tangan-tangan musuh Allah.

Bible sekarang bukan firman Tuhan
Injil (Bible) adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah Swt kepada Nabi Isa as sebagai pedoman untuk mengajarkan perihal agama kepada kaum Haawary, akan tetapi sejarah tidak pernah mencatat bahwa Injil yang dibawa Nabi Isa as pernah dibukukan baik oleh Nabi Isa as sendiri atau oleh para pengikutnya. Dengan demikian sangat memungkinkan sekali bahwa kitab Injil yang sekarang ini beredar adalah bukan dari Nabi Isa as tapi karangan pemuka-pemuka umat Kristen sehingga menyebabkan berbagai macam kitab Injil yang di dalamnya terdapat banyak sekali pertentangan. Dalam Al Qur’an tepatnya surat an Nisa’ ayat 4 Allah Swt berfirman: Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur’an ? andai al Qur’an bukan dari sisi Allah, niscaya mereka akan mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya (an-Nisa’:4). Dari sini akan kita ketahui bahwa bible yang ada sekarang bukanlah firman tuhan seperti yang digembor-gemborkan oleh kaum Missionaris Kresten. Ayat diatas menjelaskan bahwa kitab suci itu harus sepi dari pertentangan, sekarang coba kita bandingkan antara ayat-ayat yang tertera dalam Injil :
a.“ Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel.”(I Tawarikh 21:1)
b.”Bangkit pula murka Tuhan terhadap Israel, ia menghasud Daud untuk melawan mereka. Firmannya : Pergilah hitunglah orang Israel dan Yahudi.”( II Samuel 24:1)
Dalam dua ayat yang tertera dalam Bible ini terjadi pertentangan antara ayat pertama dan kedua tepatnya pada penyuruh Daud untuk menghitung orang Israel. Pertentangan dalam kitab suci itu termasuk salah satu dari cacat yang tidak mungkin diperbuat oleh tuhan selaku pemberi wahyu. Bukan hanya dua ayat di atas saja yang terjadi pertentangan dalam ayat lain pun juga terjadi, coba anda buka kitab suci orang kristen tersebut dan bandingkan antara satu ayat dengan ayat yang lain anda akan menemukan perbedaan mencolok yang tidak mungkin dilakukan oleh tuhan sang pemberi wahyu. (Mengungkap tentang Bible versi Islam dan Kristen). Jadi bisa kita simpulkan bahwa semua kitab suci yang di dalamnya terdapat kesalahan itu memungkinkan sekali sudah dirubah oleh si pemilik kitab suci, oleh karena itu semua kitab yang sudah dirubah isinya bukanlah murni firman Tuhan.
Dan yang perlu kita perhatikan adalah laporan Hamka ketika mengunjungi Yale University di New York, U.S.A. tahun 1952 yaitu salah satu universitas besar yang paling berjasa mempertahankan agama Kristen dan penyiarannya. Beliau sempat berjalan-jalan mengunjungi perayaan kesyukuran atas selesainya suatu pekerjaan besar yang dikerjakan selama 15 tahun hasil kerja sama 40 gereja yaitu penyalinan kitab Bible bahasa Inggris dari masa King James pada tahun 1916. selanjutnya Hamka melaporkan, bahwa dalam pemilihan bahasa kadang-kadang memakan waktu berbulan-bulan bila sedang terjadi perselisihan diantara mereka sehingga terpaksa dijalankan hukum Stem (suara yang paling banyaklah yang menang dan terpakai). Bukan hanya itu beliau pun sempat diajak oleh seorang profesor muda bernama Hedon untuk melihat-lihat pameran sehingga timbul suatu pecakapan yang mengesankan, profesor muda tersebut berkata : Beruntunglah tuan orang Islam ! sebab tuan mempunyai Qur’an yang tidak usah dikomitekan dan dipanitiakan, sebab tuan mempunyai bahasa kitab suci yang asli dan tetap. Bahkan bahasa Arab yang berlaku setiap harilah yang harus disesuaikan dengan Qur’an, bukan Qur’an yang harus disesuaikan dengan perkembangan bahasa.(Pembicaraan di sekitar al Qur’an dan Bibel) .
Sekarang kita harus fikir lebih dalam apakah mungkin sebuah kitab suci diperkomitekan dan dipanitiakan ? Jawabannya jelas tidak mungkin sebab kitab suci adalah firman tuhan yang tidak perlu untuk diperkomitekan dan dipanitiakan. Dari laporan ini kita tahu bahwa Bible yang ada sekarang ini adalah bukan firman tuhan lagi melainkan hasil karya manusia. Sekedar menjadi catatan bahwa dalam Bible tidak ada ayat yang mengklaim bahwa isinya dari tuhan, berbeda dengan al Qur’an banyak sekali ayat yang mengklaim bahwa adalah firman Tuhan.

Pandangan tokoh Kristen tentang Bible
Bukan hanya kita orang islam yang mengatakan bahwa Bible sekarang bukanlah firman tuhan melainkan karangan manusia, tapi pemuka Kristen sendiri di sengaja atau tidak telah mengakui kesalahan dalam Bible, seperti yang diutarakan oleh Dr. W. Graham Scroggie dari The Moody Bible Institut Chicago sebuah lembaga penginjilan yang paling berpengaruh di Dunia dalam menjawab pertanyaan : Apakah Bible itu firman tuhan ?  pada bukunya yang berjudul : It is Human, Yet Divine (Bible bersifat manusiawi, sekaligus Ilahiyah) halaman 17 mengatakan : Ya, Bible bersifat manusiawi, walaupun beberapa orang menyangkalnya, karena kebutaan mereka akan pengetahuannya. Kitab-kitab tersebut telah berkembang melalui alam pikiran manusia, ditulis oleh tangan manusia dan dalam bahasa manusia, serta menurut gaya yang khas manusiawi. Begitu juga dengan apa yang diungkapkan oleh Kenneth Cragg seorang Uskup Gereja Anglikan di Yerusalem dalam bukunya The Call of Minaret halaman 277 : Tidak demikian halnya dengan perjanjian baru … pada kitab ini terdapat pemenggalan-pemenggalan, editing, penyeleksian dan reproduksi serta kesaksian. Dengan demikian ajaran Injil muncul dalam alam pikiran gereja melalui para pengarangnya. Mereka menulis pengalaman dan sejarah.(Mengungkap tentang Bible versi Islam dan Kresten).
Oleh karena itu sekarang bagi kita umat Islam hendaknya berpegang teguh terhadap aqidah yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad Saw sebagai pijakan, oleh karena itu marilah kita sama-sama menjadikan al Qur’an dan al Hadits sebagai rujukan utama bila terjadi sebuah permasalan sebagaimana sabda Nabi Saw : Saya tidak meninggalkan benda atau harta melainkan al Qur’an dan al Hadis barang siapa yang berpegang teguh padanya maka dia akan selamat. Artinya bila ada suatu permasalahan yang tidak tercantum dalam al Qur’an maka sanggat memungkinkan di tertera dalan al Hadits.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar