Dari sekian
banyak kitab yang diturunkan oleh Allah Swt ke dunia ini, yang mana di zaman
sekarang terdapat dua kitab suci yang dijadikan pegangan oleh dua agama yang
patut kita tela’ah yaitu kitab Al Qur’an sebagai kitab pedoman kita umat Islam
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dan kitab Injil sebagai pedoman umat kresten
yang diturunkan pada Nabi Isa as. Dan yang perlu kita kaji dalam dua kitab suci
tersebut adalah keaslian dan bukti keotentikan serta pandangan cendekiawan atas
keduanya.
Al Qur’an sebagai kitab suci dan mukjizat
Al Qur’an adalah
nama bagi satu kitab yang diturunkan Allah Swt dimuka bumi ini kepada nabi
Muhammad Saw. Kata Al Qur’an sendiri menurut arti lughot (bahasa) adalah
diambil dari suatu kata kerja yang mempunyai arti membaca yaitu kata “QORO-A”,
akan tetapi menurut sebagian pendapat kata-kata al Qur’an itu musytaq (dicetak)
dari kata “QOR-U” yang mempunyai arti kumpul. Nama kitab suci umat Islam
ini selain dinamakan Al Qur’an juga dinamakan Al Kitab yang musytaq dari
kata “KATABA” yang berarti tulisan. Sedang arti al Qur’an secara lazim
dalam agama adalah firman Allah yang diturunkan pada nabi Muhammad SAW yang
tertulis dalam beberapa halaman sehingga menjadi sebuah buku yang besar dan
tebal dari masa ke masa hingga sampai pada kita dengan berita yang
tertunda-tunda (Khabar Mutawatir) yang tidak akan pernah tertolak
kebenarannya.(Al
Qur’an dari masa ke masa)
Nabi Muhammad Saw
pertama kali menerima al Qur’an ketika beliau berkholwat (menyepi) di gua Hiro’.
Adapun turunnya al Qur’an pertama kali menurut ahli sejarah adalah pada tanggal
17 Ramadhan 41 tahun setelah kelahiran nabi bertepatan dengan tanggal 6 Agustus
610 M. ketika nabi Muhammad Saw berusia
40 tahuh 6 bulan 8 hari menurut hitungan tahun Qomariyan atau 39 tahun 3 bulan
8 hari menurut hitungan tahun Syamsiyah tepatnya Surat al ‘Alaq ayat 1-5.
Sedang penghabisan wahyu al Qur’an yang diturunkan adalah pada tanggal 9
Dzulhijjah tahun ke-10 Hijrah yang bertepatan dengan tanggal 8 maret 632 M.
yaitu surat al Maidah ayat 3. Jadi tenggang masa turunnya al Qur’an adalah 22
tahun 2 bulan 22 hari. Allah SWT menurunkan al Qur’an kepada Nabi Muhammad
melalui malaikat Jibril dengan cara bertahap, selain mempunyai tujuan mempermudah
dalam mengajarkannya pada sahabat dan agar ma’na al Qur’an menancap dalam
sanubari Rasulullah Saw ada tujuan lain yang terpenting yaitu mengajarkan pada
manusia bahwa segala sesuatu yang ada di muka bumi ini adanya itu selalu
bertahap contoh kecil bahwa seseorang yang bersekolah ia akan memulai dari tingkatan yang paling
rendah kemudian bertahap sampai tingkatan yang paling tinggi.
Al Qur’an selain
sebagai kitab suci yang menjadi pedoman umat Islam, juga menjadi mukjizat nabi
Muhammad Saw paling agung yang terletak pada keindahan dan kehalusan bahasa
yang dikandungnya sehingga orang kafir Quraisy yang kala itu masyhur dengan
ilmu tata bahasa tidak mampu menandinginya.
(Al Qur’an dari masa kemasa)
Keaslian al Qur’an masih terjamin
Adapun keaslian yang ada pada al Qur’an tetap terjamin disebabkan oleh
penulisannya yang terus menerus mulai dari diturunkannya ayat yang pertama
sampai yang terakhir sebagimana yang disabdakan oleh nabi Saw : Janganlah
kalian menulis sesuatu dariku kecuali al Qur’an dan barang siapa yang menulis
selain itu hendaknya ia mengahapusnya. dan
banyaknya orang Islam yang menghafal al Qur’an di luar kepala. Demikian ini berlandasan
pada sebuah ayat yang berbunyi “Aku (Allah) yang menurunkan al Qur’an dan
Aku (Allah) lah yang akan menjaganya”.(al Hijr ayat
9) dan ayat “Sesungguhnya
al Qur’an itu kitab yang mulia selamanya tidak akan pernah dapat datang padanya
yang salah, baik dari hadapannya atau belakangnya.Ia diturunkan dari yang maha bijaksana
lagi maha dipuji’.(al Fushilat 42). Dalam beberapa pilkada di indonesia tidak sedikit para calon bupati atau
wali kota yang menggunakan ayat-ayat al Qur’an sebagai bahan kampanye baik
berupa buku saku atau selebaran yang sedikit banyak memuat ayat-ayat al Qur’an
dan entah disengaja atau tidak pasti ada penambahan atau pengurangan
sebagaimana yang terjadi dalam pilkada kabupaten Banyuwangi 2006, salah satu
tim sukses para calon bupati tepatnya tim sukses Ratna Ani Lestari yang telah
memperbanyak cetakan surat Yasin dan terjemahnya yang di dalamnya terdapat
pengurangan beberapa ayat yang telah dihilangkan, tapi meskipun begitu Al
Qur’an tidak dapat pernah terkotori ulah usil tangan-tangan manusia, sehingga
dengan adanya berbagai protes yang dilayangkan baik berupa lisan atau tulisan
peredaran Yasin dan terjemahannya ditarik lagi oleh tim sukses Ratna. Dari sekian
banyak kitab yang dijadikan kitab suci yang dijadikan pedoman oleh sebuah agama,
al Qur’an yang jumlahnya 30 juz 114 surat 6666 ayat itu mampu dihafal oleh
orang Islam sebagai pemilik kitab suci yang mana hal itu tidak pernah dilakukan
oleh para umat beragama selain umat islam. Bukan hanya kitab Al Qur’an yang dihafal
orang orang Islam tetapi sebagian dari umat Islam sediri ada yang menghafal
kitab Injil empat macam seperti Dr Zakir Naek.
Pengakuan kafir Quraisy tentang al Qur’an
Dalam sejarah Islam tercatat, dikala Nabi Muhammad Saw menyampaikan
ayat-ayat al Qur’an dihadapan pemuka dan para jago kaum kafir Quraisy secara
khusus dan bangsa arab secara umum, diantara mereka meskipun tidak langsung
banyak yang mengakui kehalusan dan keindahan bahasa yang dikandung oleh Al
Qur’an serta susunan ayat-ayat dan juga kehebatan arti dan isi yang terkandung
dalam al Qur’an meskipun tidak beriman kepada Nabi Muhammad Saw, diantaranya
adalah:
1. Walid bin
Mughiroh seorang pemuka Quraisy yang tekemuka dan hartawan ketika dia mendengar
Nabi Saw melantunkan al Qur’an dengan terus terang dia berkata: “Apa yang
akan saya katakan ? demi Allah tidak ada diantara kami yang yang mengerti
tentang syi’ir, baik rajaznya maupun qoshidahnya dan segala macam syi’ir yang
halus dan indah dari pada saya. Demi Allah tidak akan serupa dan seimbang
sedikitpun dengan yang dibaca Muhammad. Demi Allah, sunggu perkataan yang amat
manis rasanya, sungguh susunan katanya sangat elok, sungguh diluarnya sangat
berbuah, dan sungguh didalamnya sangat sedap, sungguh bahasanya tinggi, tidak
ada yang lebih tinggi dari itu, dan sungguh ia adalah sangat memecahkan/mengalahkan
segala yang di bawahnya”
2. Utbah bin
Rabiah seorang pemuda Quraisy yang gagah dan ahli berpidato, lancar berbicara dan
cakab berbantah. Ketika sesudah dibacakan ayat-ayat suci oleh nabi saw seketika
itu dia berkata “Cukuplah, cukuplah sekian Ya Muhammad, dan cukuplah sekian
saja. Jangan engkau teruskan ! Aku minta hendaknya engkau menerangkan dan
berbicara selain itu” Namun ketika Utbah kembali kerumahnya ia termenung
dan mengandung perasaan susah sambil berkata-kata seorang diri: “Memang
bukan main rasanya kata-kata yang diucapkan oleh Muhammad. Aku selama hidup
belum pernah mendengar bacaan yang semacam itu. Memang sungguh sedap rasanya
kata-kata yang diucapkan oleh Muhammad.”
Meskipun demikian diantara pemuka
Quraisy banyak juga yang masuk Islam sebab lantaran mendengar lantunan ayat
suci Al Qur’an seperti Sayidina Umar bin Al Khottab.
Pandangan pakar cendekiawan Eropa tentang al Qur’an
Telah terdahulu bahwa al Qur’an adalah salah satu mukjizat yang agung dari
sekian banyak mukjizat yang dimiliki oleh nabi Muhammad SAW. Dengan kehalusan
dan keindahan bahasa yang dikandungnya al Qur’an, para cendekiawan, cerdik
pandai dan ahli fikir Barat yang non muslim pun ikut berkomentar mengenai bahasa
dan kandungan isi al Qur’an, diantaranya :
1 .Arthur N.
Wolaston berkata : “Dimana-mana telah disepakati bahwa al Qur’an itu ditulis
dengan rangkaian kalimat yang terbagus dan bersih.”
2. Washington Irvink, seorang Profesor
bangsa Amerika pernah berkata: “Al Qur’an itu di dalamnya mengandung
peraturan-peraturan yang bersih dan bagus.”
3. Mr. Ridolf seorang jurnalis kebangsaan
Inggris yang terkenal menyatakan : “ Di dalam al Qur’an banyak sekali segala
sesuatu yang menyorongkan ke lingkaran hidup baru. Al Qur’an itu menerangkan
apa yang benar dengan seterang-terangnya. Al Qur’an itulah yang mengikat dunia
islam dengan amat kuat. Dunia islam sekarang ini sedang bernasib perpecahan dan
percerian, dan al Qur’anlah yang akan mengikat kembali dengan eratnya.”
4. Prof. Vaswani berkata: Dengan
wahyu TUHAN yang pemurah dan pengasih al Qur’an, agama Islam menjadi sumber kepandaian
dan kemajuan bangsa-bangsa Afrika, Tiongkok, Asia tengah, Eropa, Persia dan
India. Ketika Eropa masih berada dalam kegelapan, para Ulama’ Islam di Spanyol
membawa suluh pengetahuan. Mereka mengajarkan ilmu kedokteren, ilmu alam, ilmu
kepujanggaan dan ilmu pertukangan.
5. Gibbon, seorang ahli sejarah yang
terkenal pernah mengungkapkan “Al Qur’an itu tidak memuat perkara agama
saja,akan tetapi juga memuat hukum syareat,dan segala yang tertulis didalamnya
adalah pangkal peradaban. Al Qur’an adalah satu kitab agama, kitab kemajuan, kenegaraan,
persaudaraan, kemahkamahan, dan undang-undang ketentaraan dalam islam. Al Qur’an
mengandung mulai dari ibadat sampai kepada pekerjaan sehari-hari, dari
membicarakan soal kerohanian sampai membicarakan kejasmanian, dari membicarakan
umat sehingga hak-hak anggotanya, daari membahas soal perangai sehingga soal hukum
siksa, dari soal dunia ini sehingga membahas amal akhirat nanti, semuanya itu
disebut di dalamnya.(Al
Qur’an dari masake masa)
Dari kutipan
diatas telah kita ketahui bahwa cendekiawan Eropa yang notabene non muslim
mengakui kehebatan al Qur’an dari berbagai sisi dan dari sini kita akan
mengetahui bahwa al Qur’an bukanlah
kitab sembarangan yang diturunkan ke bumi, ia bukan karangan nabi Muhammad SAW
tapi murni firman Allah Yang tidak akan pernah kemasukan ulah usil
tangan-tangan musuh Allah.
Bible sekarang bukan firman Tuhan
Injil (Bible)
adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah Swt kepada Nabi Isa as sebagai
pedoman untuk mengajarkan perihal agama kepada kaum Haawary, akan tetapi sejarah
tidak pernah mencatat bahwa Injil yang dibawa Nabi Isa as pernah dibukukan baik
oleh Nabi Isa as sendiri atau oleh para pengikutnya. Dengan demikian sangat
memungkinkan sekali bahwa kitab Injil yang sekarang ini beredar adalah bukan
dari Nabi Isa as tapi karangan pemuka-pemuka umat Kristen sehingga menyebabkan berbagai
macam kitab Injil yang di dalamnya terdapat banyak sekali pertentangan. Dalam
Al Qur’an tepatnya surat an Nisa’ ayat 4 Allah Swt berfirman: Maka apakah
mereka tidak memperhatikan Al Qur’an ? andai al Qur’an bukan dari sisi Allah,
niscaya mereka akan mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya (an-Nisa’:4).
Dari sini akan kita ketahui bahwa bible yang ada sekarang bukanlah firman tuhan
seperti yang digembor-gemborkan oleh kaum Missionaris Kresten. Ayat diatas
menjelaskan bahwa kitab suci itu harus sepi dari pertentangan, sekarang coba
kita bandingkan antara ayat-ayat yang tertera dalam Injil :
a.“ Iblis bangkit melawan orang
Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel.”(I
Tawarikh 21:1)
b.”Bangkit pula murka Tuhan terhadap
Israel, ia menghasud Daud untuk melawan mereka. Firmannya :
Pergilah hitunglah orang Israel dan Yahudi.”( II Samuel 24:1)
Dalam dua ayat yang tertera dalam Bible
ini terjadi pertentangan antara ayat pertama dan kedua tepatnya pada penyuruh
Daud untuk menghitung orang Israel. Pertentangan dalam kitab suci itu termasuk
salah satu dari cacat yang tidak mungkin diperbuat oleh tuhan selaku pemberi
wahyu. Bukan hanya dua ayat di atas saja yang terjadi pertentangan dalam ayat
lain pun juga terjadi, coba anda buka kitab suci orang kristen tersebut dan
bandingkan antara satu ayat dengan ayat yang lain anda akan menemukan perbedaan
mencolok yang tidak mungkin dilakukan oleh tuhan sang pemberi wahyu. (Mengungkap tentang
Bible versi Islam dan Kristen). Jadi bisa kita simpulkan bahwa semua kitab suci
yang di dalamnya terdapat kesalahan itu memungkinkan sekali sudah dirubah oleh
si pemilik kitab suci, oleh karena itu semua kitab yang sudah dirubah isinya bukanlah
murni firman Tuhan.
Dan yang perlu kita
perhatikan adalah laporan Hamka ketika mengunjungi Yale University di New York,
U.S.A. tahun 1952 yaitu salah satu universitas besar yang paling berjasa
mempertahankan agama Kristen dan penyiarannya. Beliau sempat berjalan-jalan
mengunjungi perayaan kesyukuran atas selesainya suatu pekerjaan besar yang
dikerjakan selama 15 tahun hasil kerja sama 40 gereja yaitu penyalinan kitab
Bible bahasa Inggris dari masa King James pada tahun 1916. selanjutnya Hamka
melaporkan, bahwa dalam pemilihan bahasa kadang-kadang memakan waktu
berbulan-bulan bila sedang terjadi perselisihan diantara mereka sehingga
terpaksa dijalankan hukum Stem (suara yang paling banyaklah yang menang dan
terpakai). Bukan hanya itu beliau pun sempat diajak oleh seorang profesor muda
bernama Hedon untuk melihat-lihat pameran sehingga timbul suatu pecakapan yang
mengesankan, profesor muda tersebut berkata : Beruntunglah tuan orang Islam
! sebab tuan mempunyai Qur’an yang tidak usah dikomitekan dan dipanitiakan,
sebab tuan mempunyai bahasa kitab suci yang asli dan tetap. Bahkan bahasa Arab
yang berlaku setiap harilah yang harus disesuaikan dengan Qur’an, bukan Qur’an
yang harus disesuaikan dengan perkembangan bahasa.(Pembicaraan di
sekitar al Qur’an dan Bibel) .
Sekarang kita
harus fikir lebih dalam apakah mungkin sebuah kitab suci diperkomitekan dan dipanitiakan
? Jawabannya jelas tidak mungkin sebab kitab suci adalah firman tuhan yang
tidak perlu untuk diperkomitekan dan dipanitiakan. Dari laporan ini kita tahu
bahwa Bible yang ada sekarang ini adalah bukan firman tuhan lagi melainkan
hasil karya manusia. Sekedar menjadi catatan bahwa dalam Bible tidak ada ayat
yang mengklaim bahwa isinya dari tuhan, berbeda dengan al Qur’an banyak sekali
ayat yang mengklaim bahwa adalah firman Tuhan.
Pandangan tokoh Kristen tentang Bible
Bukan hanya kita
orang islam yang mengatakan bahwa Bible sekarang bukanlah firman tuhan
melainkan karangan manusia, tapi pemuka Kristen sendiri di sengaja atau tidak
telah mengakui kesalahan dalam Bible, seperti yang diutarakan oleh Dr. W.
Graham Scroggie dari The Moody Bible Institut Chicago sebuah lembaga
penginjilan yang paling berpengaruh di Dunia dalam menjawab pertanyaan : Apakah
Bible itu firman tuhan ? pada bukunya
yang berjudul : It is Human, Yet Divine (Bible bersifat manusiawi, sekaligus
Ilahiyah) halaman 17 mengatakan : Ya, Bible bersifat manusiawi, walaupun
beberapa orang menyangkalnya, karena kebutaan mereka akan pengetahuannya.
Kitab-kitab tersebut telah berkembang melalui alam pikiran manusia, ditulis oleh
tangan manusia dan dalam bahasa manusia, serta menurut gaya yang khas
manusiawi. Begitu juga dengan apa yang diungkapkan oleh Kenneth Cragg
seorang Uskup Gereja Anglikan di Yerusalem dalam bukunya The Call of Minaret
halaman 277 : Tidak demikian halnya dengan perjanjian baru … pada kitab ini
terdapat pemenggalan-pemenggalan, editing, penyeleksian dan reproduksi serta
kesaksian. Dengan demikian ajaran Injil muncul dalam alam pikiran gereja
melalui para pengarangnya. Mereka menulis pengalaman dan sejarah.(Mengungkap
tentang Bible versi Islam dan Kresten).
Oleh karena itu
sekarang bagi kita umat Islam hendaknya berpegang teguh terhadap aqidah yang
telah dibawa oleh Nabi Muhammad Saw sebagai pijakan, oleh karena itu marilah
kita sama-sama menjadikan al Qur’an dan al Hadits sebagai rujukan utama bila
terjadi sebuah permasalan sebagaimana sabda Nabi Saw : Saya tidak
meninggalkan benda atau harta melainkan al Qur’an dan al Hadis barang siapa
yang berpegang teguh padanya maka dia akan selamat. Artinya bila ada suatu
permasalahan yang tidak tercantum dalam al Qur’an maka sanggat memungkinkan di
tertera dalan al Hadits.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar