Selasa, 12 Juni 2012

Proses Kreatif Menulis Apa Saja


Untuk mewujudkan sebuah karya tulis yang laik diterbitkan dan dikonsumsi oleh pembaca sebuah media, tentu dibutuhkan suatu proses yang gampang-gampang susah. Gampang, karena semuanya sudah tersedia dalam sumber daya yang kita miliki. Namun, sulitnya adalah bagaimana menambang sumber daya tersebut supaya keluar dan kemudian kita olah sesuai yang kita kehendaki.

Proses Kratif
Pertama kali, barangkali kita perlu menjawab dulu pertanyaan ini. Apakah proses kreatif itu? Secara garis besar proses kreatif adalah suatu proses bagaimana sebuah gagasan yang bersumber dari seorang penulis dapat tercipta menjadi suatu karya tulis. Misalkan bagaimana memunculkan gagasan yang menjadi inspirasi sebuah tulisan. Lalu berlanjut pada bagaimana inspirasi tersebut mengendap dalam pikiran seorang penulis, kemudian dituangkan menjadi sebuah tulisan. Sehingga pada akhirnya tulisan tersebut menjadi sebuah karya tulis yang ideal.

Menurut Jakob Sunarjo dalam Catatan kecil menulis cerpen (1997) menulis merupakan suatu proses melahirkan tulisan yang berisi gagasan-gagasan. Ada yang melakukanya secara spontan, juga ada yang secara bertahap. Semuanya tergantung pada setiap individunya. Sebuah tulisan artikel, bisa ditulis dalam waktu satu jam atau setengah jam saja, namun bisa juga ditempuh dalam berhari-hari. Itu semua tak luput dari sebuah proses kreatif.

Tahapan Kreatif
Proses menulis kreatif menurut William Miller seperti yang dikutip jakob Sunarjo, mempunyai beberapa tahap. Sedangkan yang paling mendasar adalah lima tahap berikut ini:
Yang pertama adalah tahap persiapan. Dalam tahap ini penulis sudah harus mempunyai gambaran-gambaran tentang apa yang akan ia tulis. Adapun pola format tulisannya bisa dipikirkan nanti. Hal itu tentu berhubungan dengan bentuk yang memenuhi sarat teknis penulisan, baik dalam bentuk artikel, esai, atau lainya. Sehingga penulis bisa langsung memulainya.
Kedua, tahap Inkubasi. Dalam tahapan ini  ide-ide penulis yang telah muncul disimpan dan dipikirkan hingga benar-benar matang. Bila telah sampai pada tahap ini, biasanya seorang penulis akan selalu memikirkan ide-idenya dimanapun dia berada baik ketika mandi, makan atau ketika sedang melakukan pekerjaan lainnya. Dan tak jarang akan memunculkan ide-ide lain, yang memperkaya ide semula, atau menambah kedalaman ide tersebut.
Dalam masa permenungan itu, seorang penulis  biasanya akan menempuh waktu yang tidak sebentar. Adakalanya berhari-hari, bahkan  berbulan-bulan. Seorang penulis independen yang mandiri biasanya tidak akan pernah mau terikat pada deadline. Karena hal tersebut jelas berpengaruh pada kematangan ide tulisannya. Hal tersebutlah yang dianjurkan.  Hendaknya penulis membiarkan saja idenya berkembang secara wajar, hingga penulis benar-benar sreg menuangkan tulisannya.
Ketiga, adalah tahap Inspirasi. Pada tahap inilah ide-ide tersebut sudah mulai mengepakkan sayapnya, ingin terbang keluar dan segera dilahirkan. Pada saat inilah semua ide akan menemukan jati dirinya dalam bentuk tulisan yang ideal dan siap untuk dituangakan dalam secarik kertas. Seorang penulis profesional tidak akan membiarkan lewat begitu saja masa-masa ini. Mereka tidak akan membiarkan ide yang telah ada itu mati sebelum lahir. Namun, tahap ini adalah termasuk tahap yang membingungkan dan menggelisahkan.
Keempat, tahap penulisan. Kalau tahap inspirasi sudah muncul maka segeralah menuju mesin tulis atau komputer atau raihlah bolpoin dan segeralah menulisnya dalam secarik kertas. Dalam tahapan ini seorang penulis akan mengeluarkan semua ide-ide yang telah ada selama tahap inspirasi, tanpa terkecuali ide itu baik atau buruk. Jadi  biarkan dirimu memuntahkan semua ide-ide menulis tanpa ada sisa dalam suatu bentuk tulisan yang sudah direncanakan. Seorang penulis profesional tidak akan  membiarkan pikirannya menjadi kontrol atas apa yang ia tulis. Bahkan ia tidak akan memikirkan mutu tulisannya. Ia akan membiarkan dirinya seperti kesetanan menulis. Tahap ini adalah tahap terpenting dalam menghasilkan suatu karya tulis. Karena akan menghasilkan suatu draft tulisan.
Kelima, yaitu tahap Revisi. Ini adalah tahap terakhir dalam satu penulisan. Setelah ide-ide tersebut telah berwujud tulisan nyata, maka seorang penulis akan beristirahat untuk menghilangkan stress dan melemaaskan otot tubuhnya. Bahkan kalau perlu ia akan melakukan rekreasi. Ia akan membiarkan tulisannya tersimpan di laci untuk sementara waktu. Setelah ada waktu lenggang baru kemudian ia memeriksa dan menilai tulisannya, berdasarkan pengetahuan dan apresiasinya. Kalau perlu ia akan membuang yang tidak perlu dan menambahkan yang perlu di tambahkan. memindahkan bagian atas kebawah atau sebalikannya, memotong, menambal dan jahit kembali berdasarkan rasio, nalar dan pola sesuai dengan bentuk yang diapresiasikan dengan baik dan benar. Dalam tahap inilan disiplin seorang penulis itu di uji. Setelah tulisan dingap sempurna dan mantap maka seorang penulis akan meminta orang lain yang dianggap lebih senior untuk memberi pendapat, serta kritik dan sarannya. Setelah tulisan dianggap baik dan benar baru kemudian ia mengirimkannya ke penerbit atau media massa. Selanjutnya terserah redaktur. Selamat mencoba.

                  

1 komentar: